
Yang selatan penuh manusia menuju sungai. Yang utara penuh manusia yang meninggalkan sungai. Di tengah-tengahnya ruang kosong yang dipagari tentara.
Di tiap simpang empatnya ada pengaturan yang lebih rapi. Jalan yang memotong Nanjing Timur tidak ditutup. Kendaraan tetap bisa memotong jalan Nanjing Timur. Ikut lampu bangjo.
Menjelang lampu merah, 16 tentara membentuk gerakan rapi menutup jalan. Semua pejalan kaki harus berhenti di depan tentara itu. Suasananya menjadi padat. Seperti air deras yang dibendung. Tidak ada yang mencoba menerobos tentara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tahun Baru: Ikut Tidur
Begitu lampu menjelang hijau, 16 tentara itu membuat gerakan seperti pintu membuka. Gerakan yang rapi khas tentara. Barisan 16 tentara itu tetap lurus.
Disiplin. Seperti benar-benar pintu yang membuka. Pejalan kaki pun melintas. Ratusan ribu manusia diatur seperti itu. Bukan tutup jalan secara permanen.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ikut Muda
Pergerakan tentara itu sendiri menjadi bagian pertunjukan yang menarik di malam tahun baru. Saya pun menontonnya agak lama. Mas Tatang membuat videonya.
Seorang tentara minta saya tidak berhenti di situ. Saya bilang: saya hanya ingin lihat Anda mengatur orang, bagus sekali. Ia pun sedikit tersenyum. Senyum tegas. Membiarkan saya dan mas Tatang di situ.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ikut Cucu
Lalu masuk Peace Hotel. Saya hafal lewat mana. Pernah bermalam di situ. Sering nonton Old Jazz-nya. Kali ini saya tidak bisa masuk.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News