GenPI.co 
GenPI.co - Iran dan pengawas nuklir PBB masih bernegosiasi mengenai bagaimana menerapkan kesepakatan yang dicapai tahun lalu untuk memperluas inspeksi terhadap program atom Republik Islam yang berkembang pesat, kata para pejabat Selasa.
Dilansir AP News, pengakuan dari pemimpin Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi menunjukkan tantangan yang dihadapi para pengawasnya.
Bertahun-tahun setelah gagalnya perjanjian nuklir Teheran dengan negara-negara besar dan ketegangan yang lebih luas yang mencengkeram Timur Tengah akibat perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
BACA JUGA: Rusia Memveto Resolusi PBB Soal Larangan Perlombaan Senjata Nuklir di Luar Angkasa
Sementara itu, milisi Hizbullah Lebanon melancarkan serangan terhadap Israel pada hari Selasa ketika pemberontak Houthi Yaman dicurigai menargetkan sebuah kapal komersial di Teluk Aden.
Grossi telah memperingatkan bahwa Teheran memiliki cukup uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata untuk membuat “beberapa” bom nuklir jika mereka memilih untuk melakukannya.
BACA JUGA: Ketegangan Rusia dan Ukraina Tak Kunjung Mereda, Belarus Luncurkan Latihan Nuklir
Dia mengakui bahwa badan tersebut tidak dapat menjamin bahwa tidak ada satupun sentrifugal Iran yang mungkin telah dilucuti untuk pengayaan rahasia.
Grossi berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di kota Isfahan, bersama Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran.
BACA JUGA: Amerika Serikat dan Sekutu Bertekad Pantau Nuklir Korea Utara
Meskipun kedua pemimpin tersebut mengatakan tidak akan ada kesepakatan baru yang dicapai dalam waktu dekat selama kunjungan tersebut, mereka menunjuk pada pernyataan bersama pada bulan Maret 2023 sebagai jalan ke depan untuk kerja sama antara IAEA dan Iran.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
