GenPI.co - Beberapa pemimpin Uni Eropa pada hari Selasa memprotes apa yang mereka lihat sebagai penyalahgunaan jabatan presiden bergilir blok tersebut oleh Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.
Dilansir AP News, dengan banyak di antaranya, termasuk mereka yang berada di komisi eksekutif UE, memboikot pertemuan informal yang diselenggarakan oleh Hungaria sebagai tanggapan atas tindakan Orban.
Para pejabat marah karena Orban, seorang populis nasionalis yang dianggap memiliki hubungan paling hangat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di antara para pemimpin Uni Eropa, melakukan perjalanan mendadak ke Moskow dan Beijing awal bulan ini.
BACA JUGA: Perang Dagang dengan uni Eropa, China Turun Tangan Lakukan Investigasi
Hal itu apa yang disebutnya "misi perdamaian" yang bertujuan menengahi berakhirnya perang Rusia di Ukraina.
Orban mengatakan bahwa ia tengah mencari jalan tercepat menuju perdamaian di Ukraina dan menggambarkan dirinya sebagai orang yang tepat untuk berkomunikasi dengan kedua pihak yang bertikai.
BACA JUGA: Uni Eropa Tuduh Meta Melanggar Aturan Digital dengan Opsi Bebas Iklan Berbayar
Ia juga bertemu minggu lalu dengan mantan Presiden AS Donald Trump di kompleksnya Mar-a-Lago dan menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan segera "menyelesaikan" konflik tersebut.
Namun, mitra-mitra Uni Eropa Orban terkejut dengan penampilannya yang seolah-olah bertindak atas nama blok beranggotakan 27 negara itu selama pertemuannya dengan Putin dan Presiden China Xi Jinping, dan khawatir bahwa ia merusak persatuan Uni Eropa dalam hal dukungan bagi Ukraina.
BACA JUGA: PBB Menuntut Rusia Segera Mengembalikan Pabrik Nuklir Terbesar Eropa ke Ukraina
Hongaria memegang jabatan presiden bergilir Dewan Uni Eropa dari Juli hingga Desember 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News