GenPI.co 
Presiden Belarus yang otoriter, Alexander Lukashenko, mengandalkan hubungan dekat dengan Rusia dan menyediakan negaranya sebagai tempat persiapan untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pejabatnya telah berulang kali mengingatkan Barat tentang kekuatan nuklir negaranya dalam upaya untuk mencegah sekutu NATO meningkatkan dukungan mereka terhadap Kyiv.
Kremlin menggambarkan latihan dengan senjata nuklir taktis sebagai bagian dari tanggapan Moskow terhadap pernyataan sekutu NATO yang mendorong serangan terhadap wilayah Rusia dengan senjata Barat dan kemungkinan pengerahan pasukan Barat ke Ukraina.
BACA JUGA: Hongaria dan Polandia Berselisih karena Berbeda Pandangan Tentang Menghadapi Rusia
Dua putaran manuver sebelumnya diadakan pada bulan Mei dan Juni. Latihan pada bulan Juni dilakukan bersama dengan angkatan bersenjata sekutu Rusia, Belarus.
Di tengah kemenangan di medan perang baru-baru ini di Ukraina, Putin telah menekankan bahwa Rusia tidak memerlukan senjata nuklir untuk mencapai tujuannya.
BACA JUGA: AS Siapkan Rudal dan Hipersonik di Jerman, Rusia Bakal Kerahkan Senjata Serang Baru
Namun, ia juga menegaskan kembali bahwa senjata nuklir dapat digunakan jika terjadi ancaman terhadap integritas teritorial Rusia sesuai dengan doktrin nuklir negara tersebut.
Para pemimpin garis keras Rusia telah mendesak Kremlin untuk mengubah doktrin guna menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir, dan Putin mengatakan dokumen tersebut dapat dimodifikasi untuk mempertimbangkan situasi global yang terus berkembang. (*)
BACA JUGA: Hongaria Tuding Uni Eropa Mengatur Penghentian Pasokan Minyak Rusia Melalui Ukraina
Kalian wajib tonton video yang satu ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
