
GenPI.co - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah berulang kali meminta pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan untuk sementara meninggalkan wilayah tempat militer Israel beroperasi.
Pasukan penjaga perdamaian tersebut merupakan bagian dari Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon yang beranggotakan 10.000 orang, yang dikenal sebagai UNIFIL , yang telah berpatroli di wilayah perbatasan antara Lebanon dan Israel selama hampir 50 tahun.
Setidaknya lima anggota UNIFIL terluka sejak Israel memulai serangan darat ke Lebanon dua minggu lalu, yang memicu kritik terhadap operasi Israel.
BACA JUGA: Amerika Serikat Melihat Peluang Baru untuk Memecahkan Kebuntuan Politik di Lebanon
“Hizbullah menggunakan fasilitas dan posisi UNIFIL sebagai kedok saat menyerang kota-kota dan komunitas Israel,” kata Netanyahu pada hari Senin.
Ia mengatakan Israel “menyesalkan segala kerugian yang dialami personel UNIFIL,” namun menegaskan pasukan penjaga perdamaian harus mengevakuasi daerah tersebut untuk sementara.
BACA JUGA: Hizbullah dan Israel Bertempur di Perbatasan, Tentara Lebanon Hanya Menonton
Kepala UNIFIL mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di perbatasan selatan Lebanon meskipun ada permintaan Israel.
Kepala PBB melakukan kontak dengan komandan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan dan mengatakan misi tersebut melakukan yang terbaik untuk melindungi pasukannya.
BACA JUGA: Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Jadi Sasaran Perang Israel Lawan Hizbullah
Misi tersebut, yang dikenal sebagai UNIFIL, telah diserang beberapa kali sejak Israel memulai operasi darat melawan kelompok militan Hizbullah. Lima pasukan penjaga perdamaian telah terluka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News