Pengerahan Pasukan Korea Utara ke Rusia Menjadi Pertaruhan Besar Kim Jong Un

Pengerahan Pasukan Korea Utara ke Rusia Menjadi Pertaruhan Besar Kim Jong Un - GenPI.co
Kekhawatiran tentang kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina menjadi sorotan. (Foto: KCNA via NDTV)

GenPI.co - Kekhawatiran tentang kemungkinan keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina menjadi sorotan.

Dilansir AP News, Pentagon mengatakan Korea Utara telah mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia, dan bahwa mereka kemungkinan akan berperang melawan Ukraina "selama beberapa minggu ke depan."

Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah dipindahkan ke dekat garis depan pertempuran di Rusia bagian barat.

BACA JUGA:  Meski Dekat dengan Rusia, Serbia Pilih Bertemu dengan Pemimpin Uni Eropa

Pengerahan pasukan Korea Utara dapat menandai eskalasi serius dari perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Hal itu mengejutkan banyak pengamat luar karena Korea Utara memiliki masalah keamanannya sendiri, yaitu kebuntuan yang membara dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan atas program nuklirnya.

BACA JUGA:  Korea Utara Kirim Pasukan ke Rusia, Apa Artinya Bertempur dengan Ukraina?

Korban besar pasukan Korea Utara akan menjadi pukulan politik besar bagi pemimpin negara itu yang berusia 40 tahun, Kim Jong Un,, yang pemerintahannya belum secara resmi mengonfirmasi pengerahan pasukan tersebut.

Namun, para ahli mengatakan Kim mungkin melihat ini sebagai cara untuk mendapatkan mata uang asing yang sangat dibutuhkan dan dukungan keamanan dari Rusia sebagai imbalan atas keterlibatannya dalam perang Rusia melawan Ukraina.

BACA JUGA:  Pasukan Rusia Menggagalkan Upaya Serangan Lintas Perbatasan dari Ukraina

“Kim Jong Un mengambil risiko besar. Jika tidak ada korban yang banyak, dia akan mendapatkan apa yang diinginkannya sampai batas tertentu. Namun, keadaan akan banyak berubah jika banyak prajuritnya tewas dalam pertempuran,” kata Ahn Chan-il, mantan letnan satu angkatan darat Korea Utara yang sekarang menjadi kepala lembaga pemikir World Institute for North Korean Studies di Seoul.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya