Mohammed Bouazizi, Penjual Sayur yang Menggetarkan Tanah Arab

Mohammed Bouazizi, Penjual Sayur yang Menggetarkan Tanah Arab - GenPI.co
Mohammed Bouazizi, penjual sayur yang aksi bakar dirinya memicu Arab Spring

GenPI.co - Salah satu peristiwa yang menggetarkan  sejarah modern adalah Arab Spring. Bagi yang belum familiar dengan istilah Arab spring, itu adalah serangkaian aksi protes atas tirani yang terjadi di negara-negara Arab.  Gelombang protes dalam peristiwa itu berdampak pada kejatuhan rezim di beberapa negara di Jazirah Arab..

Ada 5 diktator yang kehilangan taringnya akibat peristiwa Arab Spring. Di Tunisia, Presiden Zine El Abidine Ben Ali didepak setelah 23 tahun menjabat presiden. Husni Mobarak dipaksa turun oleh rakyat Mesir  setelah 3 dekade duduk di kursi presiden.

BACA JUGA: Aksi Supernekat Vladimir Putin: Sendirian Menghadapi Massa Demo

Lalu ada Muamar Gddafi yang selama 42 tahun menjadi diktator di Libia dan berakhir dengan ditembak rakyatnya. Begitu pula dengan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang turun dari kursi presiden setelah 22 tahun berkuasa.

Terakhir adalah Bashar Al-Ashad di Suriah. Meski measih menjabat presiden, namun ia sudah kehilangan pengaruh jika tidak mendapat dukungan dari Rusia.

Namun  tahukah kamu siapa  yang memicu terjadinya peristiwa besar itu? Ia adalah seorang pemuda Tunisai bernama Mohammed Bouazizi. Ia bukan seorang yang berpengaruh, pemimpin organisasi pegerakan atau semacamnya. Bouazizi adalah pemuda sederhana yang sehari-hari menjual sayur di kota kediamannya Sidi Bouzid.

Kisahnya dimulai pada suatu waktu di akhir tahun 2010. Sebagaimana biasa, Boazizi menjual sayur untuk menghidupi keluarganya. Ia menjadi tulang punggung keluarga sepeninggalan sang ayah yang wafat sejak Bezozi masih berusia 3 tahun.

Bouazizi mencari nafkah di bawah ancaman birokrat yang korup. Ia diceritakan kerap mendapat kekerasan oleh polisi setempat yang meminta uang sogok dari dirinya. Sampai suatu kali, peralatan timbangnya disita dengan alasan yang tidak diketahui. Yang mengambil alat timbang tersebut adalah seorang polisi perempuan bernama Faida Hamdy.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya