GenPI.co 
GenPI.co - Vaksin Oxford-AstraZeneca diklaim dapat mengurangi penularan virus corona hingga dua pertiga, sebab hal itu ditandai dengan pertama kalinya suntikan dosis terbukti memiliki efek terbaik.
Studi Universitas Oxford yang diterbitkan bahwa mereka yang telah divaksinasi dengan satu dosis vaksin, 67 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif dengan tes PCR.
BACA JUGA: Denmark Siapkan Paspor Corona Digital, Begini Manfaatnya
Makalah tersebut menyarankan vaksin, yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dalam kemitraan dengan raksasa farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca, mungkin memiliki efek substansial pada penularan virus.
Sekretaris kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan penelitian tersebut, yang juga menyarankan suntikan Oxford-AstraZeneca sangat protektif setelah satu dosis itu.
"Berita tentang vaksin Oxford ini benar-benar luar biasa. Vaksin ini bekerja & bekerja dengan baik," ujar Hancock dalam pernyataannya, seperti dilansir dari BBC, Kamis (4/2/2021).
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa vaksin itu 76 persen efisien melawan infeksi gejala selama tiga bulan setelah dosis tunggal, tingkat yang meningkat jika suntikan kedua ditunda.
Hasil dari uji coba di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa tanggapan kekebalan ditingkatkan dengan interval yang lebih lama antara dua dosis, di antara peserta berusia 18 hingga 55 tahun.
“Kemanjuran vaksin setelah satu dosis vaksin standar dari hari ke-22 hingga hari ke-90 pasca vaksinasi adalah 76 persen, dan analisis model menunjukkan bahwa perlindungan tidak berkurang selama periode 3 bulan awal ini,” demikian pernyataan akademisi Oxford.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
