
Di kota utara Myitkyina, militer mengumpulkan pengunjuk rasa dan memblokir jalan-jalan di kota utara dekat perbatasan dengan China. Beberapa orang berpakaian sipil terlihat diangkut dengan truk militer saat personel berseragam berbaris di dekatnya.
Sementara itu, menurut laporan lainnya, di antara mereka yang bergabung dalam protes pembangkangan sipil di Myitkyina adalah para guru sekolah, petugas kesehatan, dan siswa.
Di Monywa di wilayah Sagaing, ratusan pengunjuk rasa juga turun ke jalan, membawa rambu bertuliskan "Tolak militer" saat memblokir jalan.
Sedangkan, di kota selatan Kawthoung, dekat perbatasan dengan Thailand, ratusan staf Kementerian Pendidikan memblokir jalan. Beberapa membawa tanda bertuliskan, “Berhenti Menangkap Orang Secara Ilegal di Tengah Malam.”
Diketahui, di Yangon, kota terbesar dan bekas ibu kota negara itu, dilaporkan juga ada tiga orang terluka selama konfrontasi dengan penyerang tak dikenal, yang diyakini merupakan kelompok orang yang sama yang menyerang pawai anti-kudeta.
Di bagian lain pusat kota Yangon, pasukan keamanan terlihat memblokir persimpangan utama di dekat gedung-gedung komersial, ketika kerumunan mulai berkumpul di depan barikade baja yang didirikan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Ada-ada Aja, Pasangan Ini Rantai Tangannya Demi Kesetiaan Cinta
Para pengunjuk rasa juga berkumpul di depan beberapa kedutaan, termasuk di Kedutaan Besar China, di mana ratusan demonstran membawa tanda-tanda memohon agar Beijing mendukung negara, dan bukan militer.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News