Tour De Singkarak Menginjak Usia 11 Tahun, Adakah Yang Baru?

Tour De Singkarak Menginjak Usia 11 Tahun, Adakah Yang Baru? - GenPI.co
Sejumlah warga melihat pebalap Tour de Singkarak 2018 pada etape delapan, melintas di daerah Teluk Bayur, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (11/11/2018). Pada etape ke delapan yang dimulai dari Kabupaten Pesisir Selatan menuju Kota Pariaman, d

GenPI.co — Ajang balap sepeda internasional kategori 2.2, Tour de Singkarak (TdS) di tahun 2019 ini memasuki "usia" ke 11 tahun. Di usianya ini, agaknya TdS sudah waktunya untuk menyegarkan diri. Agar manfaat untuk daerah terutama menarik datangnya wisatawan di ajang balap sepeda, menjadi nyata.

Bagaimana tidak, antusiasme yang muncul saat awal-awal TdS digelar mulai tergerus oleh fakta yang ditemui maupun informasi yang beredar di media sosial tentang kemacetan akibat gelaran itu.

Saat ini dalam benak masyarakat "image" TdS itu makin bergeser dari gelaran kebanggaan daerah menjadi kegiatan yang membuat pengalihan arus, penutupan jalan dan kemacetan. "Image" itu tidak boleh dibiarkan dan harus diantisipasi agar TdS sebagai salah satu ajang yang dibanggakan daerah tidak "punah".

Pandangan yang kurang positif itu tidak hanya menjangkiti masyarakat, tetapi juga pemerintah daerah. Kabupaten dan kota di Sumbar juga mulai tidak terlalu bersemangat dengan TdS, terbukti tidak semua daerah yang menganggarkan dana pelaksanaannya dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni, hingga Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mencak-mencak.

TdS saat "kelahirannya" pada 2009 ditujukan untuk dua hal. Selain balapan sepeda bergengsi, ajang itu juga dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) ke dunia internasional.

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, begitulah kira-kira filosofinya. Kabupaten dan kota di provinsi itu sangat bersemangat menjadi lokasi start atau finish dan berlomba-lomba menonjolkan potensi seni budaya dan keindahan daerah.

Harapan itu, semakin mekar saat Menteri Pariwisata Arief Yahya pada TdS 2015 menyebut ajang itu mampu menjaring 550.000 penonton di seluruh dunia dan mencatatkan diri sebagai peringkat kelima dunia dalam hal jumlah penonton pada ajang balap sepeda.

Penontonnya hanya kalah dari Tour de France (Prancis) yakni 12 juta penonton, Giro d'Italia (Italia) 8 juta orang, Vuelta a Espana (Spanyol) 5 juta orang, Santos Tour Down Under (Australia) 750.000 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya