GenPI.co 
Pernah merasakan hal itu, bukan? Merasa lelah saat naik motor atau mobil selama berjam-jam atau menumpang kereta api. Awalnya akan menyenangkan bisa melihat pemandangan selama perjalanan. Namun setelah dua atau tiga jam mulai akan terasa membosankan bahkan melelahkan.
Bagi yang membawa kendaraan, kelelahan akan sangat berbahaya bagi keselamatan diri mereka, karena itu ada rambu-rambu yang khusus mengingatkan para pengendara untuk segera beristirahat bila mulai kelelahan.
Namun apa yang sebenarnya terjadi selama perjalanan jarak jauh ini, kenapa tubuh dan jiwa bisa kelelahan padahal kita hanya duduk diam di dalam kendaraan? Jawabannya ada di otak dan otot.
Otak dan otot selalu bekerja bahkan jika traveler hanya duduk diam di dalam kendaraan, baik itu mobil maupun kereta.
Selama di perjalanan, mobil seringkali menambah atau mengurangi kecepatan, berbelok arah, melalui jalanan yang tidak rata bahkan rusak. Pada tiap situasi itu, otak mengendalikan setiap otot tubuh untuk menjaga agar badan tetap seimbang di dalam kendaraan. Kondisi ini berlangsung secara terus menerus dan bila terlalu lama maka pada akhirnya akan membuat tubuh letih. Hal yang sama terjadi bila traveler berdiri lama di dalam KRL, itu akan membuat otot kaki terasa lelah melebihi orang yang jogging.
Posisi tubuh saat duduk selama dalam perjalanan, kondisi jalan, dan kondisi kendaraan juga berpengaruh. Begitu juga dengan faktor psikologis traveler.
Perjalanan udara juga membuat tubuh letih, meski masalah seperti macet, jalan rusak takkan ditemukan di atas sana. Namun begitu, tubuh harus terus menerus menyesuaikan diri dengan ketinggian. Tekanan udara dalam kabin memang cukup membantu, namun masih jauh dari normal.
Pengaturan tekanan udara di dalam kabin juga membuat udara di dalam kabin menjadi lebih kering dibandingkan udara di permukaan bumi. Akibatnya dalam perjalanan yang panjang dapat membuat tubuh dehidrasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
