Cara Melihat Gangguan Mental pada Remaja dan Jalan Keluarnya

Cara Melihat Gangguan Mental pada Remaja dan Jalan Keluarnya - GenPI.co
Ilustrasi gangguan mental. foto: dok. GenPI.co

GenPI.co - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menemukan bahwa prevalensi gangguan mental emosional remaja usia di atas 15 tahun meningkat menjadi 9,8% dari yang sebelumnya 6% di tahun 2013. 

Psikolog anak, Annelia Sari Sani, S.Psi, mengungkapkan, para orang tua sabaiknya lebih jeli adanya gejala-gejala yang sering tak terlihat pada anak.

“Tidak seperti gangguan kesehatan lainnya, tanda-tanda gangguan kesehatan mental, terlebih pada anak, cenderung sulit untuk dilihat," ujar Annelia dalam keterangan resminya, Kamis (10/2).

BACA JUGA:  Psikolog Beber Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi

Menurut Annelia, gangguan mental pada usia anak hingga remaja dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka termasuk menyebabkan masalah pada perilaku, gangguan emosional dan sosial.

Sementara itu Asaelia Aleeza, Co-founder Ubah Stigma, sebuah komunitas peduli kesehatan mental menjelaskan masih banyak stigma negatif yang kerap diterima oleh penderita gangguan mental di Indonesia.

BACA JUGA:  Kesehatan Mental Siswa Penting Diperhatikan Saat Pandemi

“Saat kami berinteraksi dengan anak muda yang mengalami gangguan mental, stigma yang paling sering ditemui adalah rasa malu dan bingung. Mereka malu mengakui bahwa memiliki gejala-gejala gangguan mental." jelasnya.

Oleh karena itu, Asaelia percaya bahwa dengan membuka komunikasi dua arah secara lebih intensif dengan orang tua, maka penanganan gangguan kesehatan mental dapat dilakukan sejak dini. 

Dengan kehadiran telemedicine seperti Halodoc diharapkan dapat menjadi salah satu solusi atas keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan mental. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya