GenPI.co - Diuretik adalah salah satu golongan obat yang paling sering digunakan dalam pengobatan hipertensi.
Obat ini bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan garam yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.
Cara kerja obat ini membuat kamu jadi lebih sering buang air kecil. Selain itu, obat hipertensi diuretik juga dapat menimbulkan efek samping lainnya, yaitu kelelahan, kram otot, lesu, nyeri dada, pusing, sakit kepala, atau sakit perut.
BACA JUGA: Jangan Minum Obat dengan Teh Hangat, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat 3 jenis utama dari obat darah tinggi diuretik, yaitu thiazide, potassium-sparing, dan diuretik loop.
Thiazide
BACA JUGA: Bagaimana Mengatur Jam Minum Obat 3 Kali Sehari Saat Puasa?
Obat hipertensi diuretik jenis thiazide bekerja dengan mengurangi jumlah natrium dan air dalam tubuh. Thiazide merupakan satu-satunya jenis diuretik yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga membantu menurunkan tekanan darah.
Contoh obat thiazide: chlorthalidone (Hygroton), chlorothiazide (Diuril), hydrochlorothiazide (Hydrodiuril, Microzide), indapamide (Lozol), metolazone (Zaroxolyn).
BACA JUGA: 3 Obat Jerawat Medis yang Dapat Dibeli Tanpa Resep Dokter
Potassium-sparing
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News