
Dia menekankan, kandungan radikal bebas dapat merusak DNA dari sel-sel imun, lalu salah mengenali organ tubuh manusia, sehingga diserang oleh sel-sel imun tersebut.
Sejumlah makanan juga berisiko mengandung radikal bebas, contohnya makanan yang terlalu banyak diolah, banyak mengandung lemak trans, deep fried, juga alkohol.
"Risiko autoimun bisa meningkat jika kita kekurangan beberapa jenis nutrisi. Contoh radikal bebas bisa diminimalisir dengan antioksidan, maka tubuh kita butuh antioksidan yang alami, misalnya vitamin E, C, D, dan zinc yang menangkal radikal bebas dan itu semua bisa membantu sistem imun bekerja," ungkap dr. Nugroho.
BACA JUGA: Derita Autoimun, Isyana Sarasvati Bolak-balik Rumah Sakit
Dia menambahkan, karena kalau sistem imunnya bisa bekerja dengan baik, bisa mengenali mana sel normal dan mana yang benda asing.
Tapi kalau kekurangan nutrisi, maka tidak bisa mengenalinya dan salah sasaran, sehingga bisa terkena autoimun.
BACA JUGA: 3 Kebiasaan Penyebab Autoimun Memburuk, Nomor 1 Paling Fatal
Salah satu nutrisi yang perlu diperhatikan untuk autoimun ialah vitamin D3.
Tidak hanya bermanfaat untuk pasien covid-19 atau infeksi lainnya, Vitamin D3 juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu dalam pengobatan autoimun.
BACA JUGA: 3 Kebiasaan Sepele Penyebab Autoimun Kumat, Waspada!
"Jadi bukan hanya untuk meningkatkan imunnya, tetapi untuk menstabilkan imunnya juga. Bahkan untuk teman-teman yang sedang mengalami autoimun, dokter akan meresepkan vitamin D3 dengan dosis yang cukup tinggi dalam jangka waktu yang panjang hingga bertahun-tahun, tergantung kondisi pasiennya," terang Product Knowledge Brand Prove Family Kalbe, apt. Kenny Kowira.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News