Petugas medis harus melaporkan setiap kasus dugaan penyakit menular tertentu, seperti batuk rejan, campak, dan cacar.
Angka menunjukkan 636 kasus dugaan telah dilaporkan ke UKHSA pada 21 Januari. Sebagai perbandingan, angka tersebut hanya berjumlah 29 kasus pada tiga minggu pertama tahun 2023.
Angka tersebut bahkan lebih rendah lagi pada tahun 2022 (26) dan 2021 (6), ketika pembatasan akibat Covid menggagalkan penyebaran penyakit lainnya.
BACA JUGA: Pengering Rambut Disebut Bisa Meredakan Batuk Kronis, Benarkah?
Lonjakan kasus batuk rejan terjadi ketika Inggris sedang berjuang melawan wabah campak, yang oleh UKHSA dinyatakan sebagai insiden nasional setelah kasus-kasus tersebut melonjak di wilayah barat Midlands ke tingkat tertinggi sejak tahun 1990-an.
Dr David Elliman, konsultan dokter anak komunitas di Rumah Sakit Great Ormond Street, mengatakan kepada MailOnline bahwa pihaknya telah melihat peningkatan kasus campak dan sekarang tampaknya kasus pertusis (batuk rejan) meningkat.
BACA JUGA: Pneumonia Jangan Dianggap Batuk Biasa, Waspadai Gejala pada Balita
Dia mencatat bahwa batuk rejan sangat berbahaya bagi bayi kecil, yang paling terlindungi melalui vaksinasi pada ibu hamil.
"Munculnya penyakit-penyakit ini merupakan peringatan bagi seluruh program vaksinasi," katanya. (*)
BACA JUGA: Lebih Aman dan Manjur, 5 Bahan Alami untuk Mengobati Batuk Kering
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News