GenPI.co 
GenPI.co - Palembang adalah salah satu surga bagi penggemar kuliner. Di kota, ini berbagai kuliner tersedia. Mulai dari makanan ringan sampai makanan berat, makanan yang pedas sampai yang manis.
Namun ternyata, ada aturan tak tertulis bagi para turis untuk menikmati makanan khas Palembang ini. Dengan begitu, pengalaman wisata kuliner menjadi lebih maksimal.
Baca juga: Cek Ana yang Resah, Sebab Adab Bersantap Tak Lagi Dijunjung
“Bila di meja dihidangkan pempek, rujak mie, mie celor, laksa, kue kojo, dan srikaya, makannya dimulai dari yang pedas dahulu, baru yang manis,” ungkap juru masak makanan khas Palembang Nyimas Nurjannah kepada GenPI.co selasa 9 april 2019.
Urutan yang ditetapkan seperti itu agar setelah makan, rasa pedas dari kuah cuka dan rujak mie bisa ditawarkan oleh rasa manis dari srikaya dan kue kojo. Sehingga traveler tidak perlu meminum banyak air untuk mengusir rasa pedas cuka pempek. Cukup makan kue kojo atau srikaya atau kue manis khas Palembang lainnya.
Meminum banyak air juga akan menciptakan perasaan kenyang yang palsu. Perut yang terisi banyak air akan dianggap otak berada dalam keadaan kenyang padahal dalam waktu singkat air akan menghilang dalam pencernaan dan perut tanpa serat dari makanan akan kembali kosong. Lapar kembali melanda.
Nyimas Nurjannah mengatakan, orang Palembang adalah penggemar makanan manis. Bahan seperti susu, mentega, dan gula pasir dipergunakan dalam jumlah banyak saat membuat satu loyang kue, Kue-kue tersebut di antaranya maksuba, delapan jam, dan kojo. Sementara Srikaya dibuat dari telur ayam, gula pasir, dan santan.
Penganan Palembang memiliki rasa manis yang kuat juga karena alasan lain, “Rasa manis bisa mengawetkan makanan.” Ungkap cek Ana, panggilan akrab Nyimas Nurjannah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
