Pos Indonesia, Tertatih Ditempa Gempuran Zaman

Pos Indonesia, Tertatih Ditempa Gempuran Zaman - GenPI.co
Pak Pos (Foto: GaleriPos.net)

‘Pooooss!!’ Suara teriakan khas itu selalu bikin hati berdebar. Ada surat datang dari orang terkasih. Momen itu yang membuat rasa rindu kian membuncah dan sedikit terobati saat selembar surat dalam genggaman. Seiring laju perkembangan zaman, keadaaan menjadi berbalik berubah 180 derajat. Teknologi digital seolah merenggut   semuanya. Proses bertukar pesan menjadi lebih cepat dan praktis, Pak Pos pun tak lagi dibutuhkan.

Masa keemasan Pak Pos yang bekerja dibawah payung PT POS Indonesia terus memudar. Suara khas Pak Pos tak lagi terdengar, digantikan dengan denting dan getar dari gawai masing-masing.

Perkembangan teknologi memang menggerus sebagian besar mata pencaharian PT. POS. Perusahaan negara itu putar otak agar tetap bertahan dengan lahan yang terus menyempit. Masih untung,  PT POS masih hidup walau sudah megap-megap. Perusahaan pos dari negara adidaya Amerika Serikat (AS), United States Postal Service (USPS) bahkan hampir menutup bisnisnya. Pada 2014, mereka merugi hingga 5,5 miliar dolar.

Dilansir dari laman resmi BUMN, berdiri pada tahun 26 Agustus 1746 di Batavia (Jakarta) Pos Indonesia merupakan salah satu BUMN tertua di Indonesia. Kiprahnya dimulai saat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendirikan Kantor Pos dengan maksud untuk memudahkan pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan.

Hidup selama lebih dari dua setengah abad, PT POS Indonesia masuk masa keemasan pad aera  1970 hingga 1980-an. Namun pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan gaya hidup, serta trend liberalisasi bisnis jasa pos membuat Pos Indonesia mengalami pergeseran bisnis yang sangat signifikan.

Titik Suram

Kantor berita Antara mencatat selama periode 2000-2008 merupakan masa paling suram dari bisnis PT Pos Indonesia. Gelombang keterpurukan PT Pos sudah terjadi sejak awal 2000. Marketeers.com menulis kerugian PT Pos pada periode 2004-2008 mencapai Rp 606,5 miliar.

Bisnis surat pos pada periode itu menurun drastis. Maraknya pesan singkat melalui telepon selular dan internet menggantikan peran surat pos individu. Demikian juga persaingan kiriman barang dengan para perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar Pos Indonesia tergerus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya