Belajar Jemparingan di Pasar Kumandang

Belajar Jemparingan di Pasar Kumandang - GenPI.co
Jemparingan, seni memanah ala Mataram di Pasar Kumandang.

GenPI.co - Buk!! Begitu bunyi lesatan anak panah saat meluncur dari busur. Satu persatu anak panah menancap di papan sasaran yag terbuat dari kayu yang dilapisi dengan matras spons.  Beberapa anak panah meleset tak mengenai sasaran. Sementara sorak-sorai mengiringi lesatan anak-anak panah itu kala mencapai sasarannya.

Itu adalah jemparingan, seni memanah gaya Mataram yang berlangsung di Pasar Kumandang, Wonosobo, Minggu (3/4) . Yang beratraksi adalah Komunitas Pemetri Jempringan Djogonegaran. Cara mereka memanah pun unik, sambil duduk bersila.

Ketua Komunitas Pemetri Jempringan Djogoneran  Agus Wuryanto mengatakan, komunitasnya itu sudah berdiri sejak tahun 2013 .

“Pametri artinya pelestari. Tujuan komunitas ini adalah melestarikan khasanah budaya Jawa, agar tetap eksis dan dikenal masyarakat luas. Dan, komunitas ini murni kegiatan budaya,“ ucap Agus.

Ia melanjutkan, makna Jemparingan mengajarkan kita untuk meningkatkan daya konsentrasi yang dipengaruhi berbagai elemen. Di antaranya kesabaran, keseimbangan, daya fokus, dan pernafasan teratur dan stabil untuk mencapai titik sasaran.

“Yang bisa mengendalikan konsentrasi diri, dia yang akan bisa mengenai sasaran dengan tepat. Ada makna terdalam yaitu sang pemanah mampu mengasah rasa hingga membangun hubungan dengan sesuatu yang jauh disana”, tambahnya.

Belajar Jemparingan di Pasar Kumandangsalah satu ciri khas memanah ala Mataram adalah sambil duduk bersila. 

Rohman, salah satu pengelola Pasar Kumandang mengatakan bahwa hanya dengan membayar sejumlah 5 keping, pengunjung bisa mencoba belajar memanah 2 sesi dan mengenakan kostum Jawa berupa surjan dan iket kepala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya