.webp)
GenPI.co - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, menilai Pernyataan berujung kontroversi Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu berulang sejak menjabat di periode pertama tahun 2014 silam.
"Sejak menjabat Presiden di tahun 2014, Jokowi kerap melakukan kesalahan yang bersifat elementer dan menjadi kontroversi di masyarakat," ujar Satyo dalam keterangannya, Minggu (9/5).
BACA JUGA: Mantan Pegawai KPK Blak-blakan, Ternyata Novel Baswedan
Satyo pun membeberkan beberapa pernyataan Jokowi yang menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat sejak awal menjabat sebagai presiden.
"Sebut saja pidatonya terkait utang IMF, tanda tangan Perpres kenaikan uang muka mobil dinas pejabat, undangan untuk BIN yang disebut Badan Intelijen Nasional," ungkapnya.
"Lalu kesalahan penyebutan kota kelahiran Bung Karno, dan kali ini masyarakat dibuat gempar dengan menyebutkan Bipang untuk oleh-oleh yang bisa dibeli secara online karena adanya larangan mudik Idulfitri," sambungnya.
BACA JUGA: Jika Ganjar Pranowo Tak Maju Capres, 2 Tokoh Ini Makin Kuat
Dari hampir semua kesalahan tersebut, kata dia, pada umumnya Jokowi berpidato dengan cara membaca teks. Hal itu pun tidak bisa dibenarkan mengingat pidato teks berujung kontoversial itu diproduksi oleh institusi resmi pemerintah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News