
GenPI.co - Pengamat komunikasi Ade Armando menilai bahwa narasi pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat pergantian status kekaryawanan penyidik KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) itu berlebihan.
Pasalnya, pegawai yang dinyatakan tidak lulus uji wawasan kebangsaan itu hanya persentase kecil saja.
BACA JUGA: Diciduk KPK, Harta Bupati Nganjuk Bikin Jiwa Miskin Meronta-ronta
“Pegawai yang ikut tes itu 1351 orang, sementara yang tidak dianggap memenuhi syarat hanya 75 orang. Artinya, cuma lima persen yang tidak lulus,” ujarnya dalam video di kanal YouTube CokroTV, Sabtu (8/5/2021).
Menurut Ade, para pegawai yang tidak lulus itu berusaha membangun kisah drama tragis untuk menjelaskan alasan tidak lulus.
“Narasinya bukan mereka tidak lulus karena tak memiliki wawasan kebangsaan yang cukup, tapi mereka tidak lulus karena berintegritas. Jadi, yang lulus tes tidak berintegritas, sementara yang tidak lulus itu berintegritas,” ungkapnya.
Akademisi UI itu mengaku bahwa dirinya tak tahu persis isi sesungguhnya tes tersebut. Namun, dari pemberitaan media, Ade menilai isi ujiannya sangat masuk akal.
Menurutnya, ujian tersebut terbagi menjadi dua bagian. Pertama, uji psikologis dengan pengukuran skala likert.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News