GenPI.co 
GenPI.co - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) merespons soal kritikan BEM UI terhadap dirinya. Dirinya mengingatkan kepada bangsa untuk memiliki budaya tata krama dan nilai sopan santun saat menyampaikan pendapat.
Hal itu turut dikomentari Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga yang menilai respon Jokowi tidak ada yang istimewa.
"Semuanya normatif, yang memang selayaknya disampaikan seorang pemimpin di negara yang menganut demokrasi," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Rabu (30/6).
BACA JUGA: Jokowi Tak Mau Dikalahkan Anies Baswedan
Menurutnya, di negara demokrasi seperti Indonesia, kebebasan berpendapat memang dilindungi oleh negara.
Karena itu, normal saja kalau Jokowi mengatakan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi.
BACA JUGA: Novel Bamukmin Dukung Sikap Kritis BEM UI terhadap Jokowi!
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menilai pernyataan Jokowi sama dengan pemimpin di negeri ini sebelumnya, yakni Soeharto termasuk yang sering menyatakan hal itu dalam berbagai kesempatan.
"Masalahnya, ukuran tata krama dan nilai sopan santun itu juga tidak sama untuk semua etnis di Indonesia," jelasnya.
Dia mencontohkan dua etnis antara Batak dan Minang yang berkomunikasi cenderung langsung, bisa jadi akan dipersepsi berbeda oleh Jawa yang berkomunikasi lebih indirect.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
