
Menurut Jamiluddin, jika kritik direspons dengan cara demikian, tentu si penerima kritik memperluas masalah dengan menyerang pribadi pengeritik.
“Cara merespons kritik seperti inilah yang membuat kritik di Indonesia menjadi tidak produktif,” kata Jamiluddin.
“Kritik kerap dibalas dengn menyerang pribadi si pengeritik. Akhirnya kritik berkembang pada saling serang pribadi, sementara substansi kritik menguap entah ke mana,” imbuhnya.
BACA JUGA: Rizal Ramli Bongkar Banyak Penjilat di Belakang Jokowi
Padahal kritik itu bagian integral dalam menuju cita-cita bersama. Kalau kritik dibalas dengan menghina sosok si pengeritik, maka sudah dipastikan cita-cita bersama dalam berbangsa dan bernegara sulit diwujudkan.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta menegaskan bahwa, kritik tidak boleh dibalas dengan menyerang ke ranah privat, apalagi menajatuhkan atau menghina pihak yang dikritik.
BACA JUGA: Perintah Fadil Imran, Anggota Polda Metro Jaya Harus Patuh
“Hal ini seyogyanya dipahami semua anak bangsa, termasuk pejabat tinggi negara, yang merasa menganut paham demokrasi,” tutupnya.(*)
BACA JUGA: Pak Jokowi, 8 Menteri Ini Layak Diganti Nggak Becus Kerja
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News