Suara Lantang Anggota DPR Soal Utang Negara, Mengejutkan

Suara Lantang Anggota DPR Soal Utang Negara, Mengejutkan - GenPI.co
Ilustrasi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd.

"Lihat saja selama 5 tahun sebelum covid-19 pertumbuhan ekonomi tidak lebih dari rata-rata 4.9 persen saja. Sementara pertumbuhan utang RI melebihi angka 5 persen," ucapnya.

Dia menjelaskan, persentase itu artinya selisih ini menciptakan ratio utang yang semakin tinggi.

Untuk itu, lihat saja ratio utang RI terhadap gross domestic product (GDP) naik terus sejak 2014 sampai 2021.

BACA JUGA:  Anak Buah Prabowo Yakin Ekonomi Meroket 8 Persen, Bikin Melongo

Sebenarnya, tahun 2013 ratio utang sudah turun 23 persen, tapi naik lagi menjadi 24 persen di 2014.

"Lalu naik 40.42 persen di 2020. Sekarang kalau dihitung, bisa 42.00 perseb (akhir 2021). Inikan indikasi bahwa pengelolaan utang tidak produktif," pungkasnya.

BACA JUGA:  Panglima TNI Hadi Tjahjanto Marah Besar, Siap-siap

Baginya, utang boleh saja bertambah terus, asalkan diiringi oleh GDP yang juga ikut naik melampaui tingkat debt ratio.

"Ratio GDP terhadap utang tetap rendah atau minimal tetap rata (tidak naik seperti saat ini)," jelasnya.(*)

BACA JUGA:  Kasus Pengadaan Lahan Munjul, Anies Baswedan Beri Kode Keras

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya