
Namun, 51 persen orang menganggap bahwa program bantuan tunai efektif, 32 persen tidak efektif, sedangkan 17 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Untuk program bantuan sembako, 62,1 persen responden menyatakan tepat sasaran, 34,8 persen tidak tepat sasaran, dan 3,2 persen menjawab abstain.
Di sisi lain, sebanyak 62 persen responden menyebut bahwa bantuan sembako tidak efektif, 21 persen efektif, dan 17 persen abstain.
BACA JUGA: Hadiri FGD Kemensos, Bukhori Cecar Mensos soal Bansos PPKM
Sementara, program Prakerja, 26,4 persen responden menyatakan tepat sasaran, 66,1 persen tidak tepat sasaran, sedangkan 7,5 persen menjawab abstain.
"Terdapat 66,7 persen responden menyatakan program jaring pengaman sosial rawan dikorupsi, 52,7 persen menyatakan jaring pengaman sosial tidak signifikan membantu, 56,3 persen beranggapan pemilihan penerima bantuan tidak transparan dan terbuka," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam publikasi survei nasional dan kajian opini publik bertajuk 'Refleksi Penanganan Pandemi dan Dampak Konstelasi Politik 2024, Sabtu (14/8/2021).
BACA JUGA: Kabar Gembira, OPPO Gelar Promo Spesial Hari Kemerdekaan!
Adapun, periode survei dilaksanakan pada 2-10 Agustus 2021.
Metode survei yang dilakukan IPO yakni terlebih dahulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel.
BACA JUGA: Bagai Pedang Bermata Dua, Momen Kemerdekaan di Tengah Pandemi
Pada setiap desa lalu akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper, sejumlah 5 RT.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News