Mural Kritis Dihapus, Peradaban Indonesia Mundur ke Belakang

Mural Kritis Dihapus, Peradaban Indonesia Mundur ke Belakang - GenPI.co
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto. (Foto: Dok pribadi fot GenPI.co

GenPI.co - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto angkat suara terkait sejumlah mural bernuansa kritis terhadap pemerintah yang dihapus sejumlah aparat.

Seperti diketahui, mural yang menyatakan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai banyak bertebaran.

Salah duanya yakni mural bertuliskan “Jokowi 404 Not Found” dan “Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit”.

BACA JUGA:  Mural Jokowi, Akademisi: Kritik Itu Vitamin, Jangan Dibungkam

“Miris ya, segitu parnonya, padahal itu juga salah satu karya seni,” ujar Satyo kepada GenPI.co, Senin (16/8).

Menurutnya, mural merupakan ekspresi jiwa dan aspirasi yang tersembunyi di dalam diri setiap orang kritis dengan simbol, gambar, dan lukisan.

BACA JUGA:  Pengin Punya Sandal Seperti yang Dipakai Jokowi? Murah, loh!

“Ekspresi simbol itu multi tafsir, sebagai sebuah ekspresi dan hasrat itu tidak bisa dianulir apalagi diadili,” tuturnya.

Terlebih lagi, menurut Satyo, apalagi mural tersebut mengandung kritik sosial. Satyo mengatakan bahwa kritikan tersebut tidak bisa dihakimi apalagi dihapus tanpa diskusi.

BACA JUGA:  Ucapan Jokowi Menggetarkan, Bungkam Pemrotes Kebijakan PPKM

“Mural kan sama saja ekspresi kita saat bikin status di whatsapp ataupun di medsos lainnya, masa orang dilarang berekspresi, ini ngawur namanya,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya