
Begitu pula dengan tokoh teroris lainnya Muhammad Hasan dari Singapura yang ditangkap pada 2008 lalu. Mereka adalah contoh nyata relocator masa lalu.
Dia mengungkapkan tidak semua relocator itu teridentifikasi saat masuk ke Indonesia, seperti Muhammad Bojoglan dan kawan-kawan dari Uighur, yang pernah bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso.
Kedua, lanjut Hamidin, yang perlu diwaspadai adalah pengelana yang frustasi atau frustatated traveller.
BACA JUGA: Moeldoko Merapat ke Bareskrim, ICW Siap-siap yah!
"Kita sudah melihat bagaimana kasus misalnya penyerangan Kapolsek di Tangerang pada saat itu. Dia mau berangkat, tapi tidak ada uang. Hanya melihat polisi dia hajar. Nah ini termasuk pengelana yang frustasi," tegasnya.
Ketiga, ungkapnya, adalah sel-sel hibernasi atau hibernate cells atau sel tiarap. Kelompok ini akan tiarap atau hibernasi bila BNPT, Densus 88, dan BIN banyak kegiatan.
BACA JUGA: Mendadak Mahfud MD Sampaikan Kabar Baik, Harap Disimak
Keempat adalah "sleeping cell" atau sel tidur. Mereka ini tidak ada gerakan, tapi sebetulnya radikal.
Mereka tidak melakukan apa-apa, dan lebih banyak menunggu momen. Contohnya adalah kasus teror bom Surabaya dan bom Gereja Katedral Makassar.
Empat hal itulah yang harus diwaspadai terutama seiring berkuasanya Taliban di Afghanistan sekarang ini. Pasalnya, ideologi Taliban di masa lalu adalah ideologi terorisme. (ANT)
BACA JUGA: Zoya Amirin Bongkar Pria Nggak Begituan, Disentuh Langsung Peltu
Video seru hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News