Bilik Suara dan Honorarium Petugas Dominasi Anggaran Pemilu

Bilik Suara dan Honorarium Petugas Dominasi Anggaran Pemilu - GenPI.co
ilustrasi pemilu (Foto: JPNN.com/GenPI.co)

GenPI.co - Akademisi politik Kris Nugroho memberikan komentarnya terkait kenaikan anggaran Pemilu Serentak 2024 yang mencapai Rp 86,2 triliun.

Seperti diketahui, anggaran itu diusulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR, Mendagri Tito Karnavian, dan Bawaslu pada Kamis (16/9).

Tito Karnavian pun menilai angkanya terlalu tinggi, apalagi saat ini anggaran masih banyak dialihkan untuk penanganan pandemi covid-19.

BACA JUGA:  5 Berita Terpopuler: Ancaman Covid-19, Pengakuan Anies Baswedan

“Jujur saja, kami perlu melakukan exercise dan betul-betul melihat detail satu per satu anggaran tersebut, karena ini lompatannya terlalu tinggi,” kata Tito, Kamis (16/9).

Menurut Kris, ada beberapa logistik selain surat suara yang harus diperhitungkan oleh KPU dalam pengajuan anggaran untuk pelaksanaan pemilu.

BACA JUGA:  8 Wisata Bali ini Pas Buat Liburan Saat Pandemi Covid-19, Wow!

“Termasuk di dalamnya pengadaan bilik suara dan kotak suara. KPU harus buat baru dari kertas karton itu,” ungkapnya kepada GenPI.co, Minggu (27/9).

Kris mengatakan bahwa anggaran Pemilu 2019 dan 2020 yang tak terlalu tinggi terbantu oleh bilik suara alumunium yang digunakan pada pemilu sebelumnya.

BACA JUGA:  Covid Singapura Bikin Pusing, Jutaan Orang di-Lockdown Lagi

“Saat itu kan penggunaan bilik suaranya masih campuran dengan yang terbuat dari alumunium sisa pemilu sebelumnya,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya