“Aspirasi kok dilarang? Lalu bagaimana dengan sanksi untuk kader PDIP di Malang yang mendeklarasikan Puan Maharani? Apakah akan dipecat juga?” kata Refly.
Refly mengaku menyayangkan konflik internal PDIP yang sedang terjadi. Sebab, salah satu kader PDIP yang mendukung Ganjar mengaku ikhlas dipecat etelah menyampaikan aspirasi tersebut.
“Jangan sampai kalau mendeklarasikan Ganjar dipecat, sedangkan Puan tidak. Ini kadang-kadang ada ketidakadilan di situ. Coba kalau Puan yang didiklarasikan di mana-mana, pasti tidak dipecat,” ujar Refly.
BACA JUGA: Posisi Prabowo di Pilpres Rawan Gegara Anies dan Ganjar, Gawat!
Di sisi lain, pengamat Jerry Massie memberikan respons beda. Menurutnya, itu adalah hal yang lumrah.
"Bagi saya, hal yang lumrah jika ada saling tuding-menuding di dalam partai," ujar Jerry kepada GenPI.co, Kamis (14/10).
BACA JUGA: Jika Prabowo Gandeng Ganjar, Akademisi: Pasti Menang Pilpres 2024
Jerry menilai dukungan kader PDIP terhadap Ganjar kurang etis. Sebab, mereka adalah petugas partai yang mengabdi pada Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Menurut saya secara etik kader yang mendukung Ganjar ini agak melenceng dari kaidah dan norma kepartaian dari PDIP. Dengan slogan petugas partai, seharusnya Ganjar melarang deklarasi ini," tururnya.
BACA JUGA: Prabowo-Ganjar Posisi Teratas dalam Survei SMRC, Puan Merosot
Tidak hanya itu saja, Jerry menduga Megawati sedang geram melihat dukungan kadernya terhadap Ganjar. Sebab, menurutnya hal tersebut menyalahi aturan partai yang bersifat sentral.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News