Kultur Keras Kepolisian Mengakar, Pengamat: Represif Berulang

Kultur Keras Kepolisian Mengakar, Pengamat: Represif Berulang - GenPI.co
Kultur keras kepolisian yang mengakar disorot pengamat. Ada peristiwa represif yang dikhawatirkan akan berulang. FOto: Panji/GenPI.co

GenPI.co - Kultur keras kepolisian yang mengakar disorot pengamat. Ada peristiwa represif yang dikhawatirkan akan berulang.

Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri menilai penanganan demonstrasi dengan cara-cara brutal oleh polisi bukanlah peristiwa yang baru pertama kali terjadi.

Menurutnya, kritik terhadap cara-cara brutal yang dilakukan polisi dalam penanganan aksi demonstrasi juga terjadi pada 2019 dan 2020.

BACA JUGA:  Selain Dipecat, Polisi Banting Pendemo Bisa Dapat Hukuman Ini

“Hal ini menujukkan bahwa persoalan tersebut bukan hanya persoalan individual anggota semata,” ujar Gufron kepada GenPI.co, Minggu (17/10).

Dirinya menilai ada persoalan sistemik, yaitu kultur kekerasan yang masih kuat di dalam tubuh kepolisian.

BACA JUGA:  Polisi Banting Pendemo, Kapolri Listyo Sigit Didesak Lakukan Ini

“Peristiwa serupa akan terus berulang, mencoreng nama baik institusi Polri dan menurunkan kepercayaan publik jika persoalan ini tidak segera diselesaikan. 

Dirinya mengatakan bahwa, dalam pengarusutamaan HAM di kepolisian, sejumlah aturan internal terkait HAM telah dibentuk Polri.

BACA JUGA:  Imbas Polisi Banting Pendemo, Kapolri Listyo Jadi Sorotan

Beberapa di antaranya yakni Perkap HAM No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi HAM dalam Tugas-Tugas Kepolisian, Perkap No.1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya