GenPI.co 
GenPI.co - Akademisi politik Hamka mengungkapkan kekhawatirannya terhadap situasi politik di indonesia yang makin turun kualitasnya sejak Reformasi 1998.
Menurut Hamka, penurunan tersebut diakibatkan oleh kegagalan aktor-aktor politik melakukan konsolidasi demokrasi.
Oleh karena itu, Hamka berharap kemunculan partai politik baru bisa memberikan angin segar di tengah situasi yang amburadul.
BACA JUGA: Seorang Pendiri Demokrat Gugat Kubu AHY, Ada Pembohongan Publik
“Dalam sistem politik yang menaruh partai politik menjadi salah satu pilar utama, harapan ini tentu sangat besar,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (10/11).
Namun, langkah tersebut masih terganjal sejumlah kebijakan, terutama parliamentary dan presidential threshold.
BACA JUGA: Elite Demokrat Bingung Lihat Kubu Moeldoko Bersyukur Kalah di MA
Hamka menilai bahwa parliamentary dan presidential threshold justru melanggengkan oligarki politik.
“Semua itu harusnya enggak ada, hapus saja. Tak seharusnya sistem demokrasi ada ambang batasnya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kuasa Hukum Partai Demokrat Tuding Kubu Moeldoko Salah Langkah
Lebih lanjut, pakar politik itu menilai bahwa politik Indonesia sedang dipertaruhkan pada Pemilu 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
