GenPI.co - Upaya penjemputan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti oleh sejumlah anggota kepolisian di kediaman masing-masing berbuntut panjang.
Seperti diketahui, sebelumnya kedua sosok tersebut dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal tersebut berawal dari beredarnya video berjudul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya" di YouTube Haris Azhar.
BACA JUGA: Luhut Didesak Mundur Setelah Melaporkan Haris Azhar dan Fatia
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo pun memberikan komentarnya terkait hal ini.
"Penjemputan paksa Haris Azhar dan Fatia ini menjadi preseden buruk bagi demokratisasi di Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo kepada GenPI.co, Jumat (21/1).
BACA JUGA: Imparsial: Polisi Jemput Paksa Haris dan Fatia Bentuk Intimidasi
Dirinya lantas memberikan alasan mengapa hal tersebut berpotensi menjadi preseden buruk bagi Indonesia sebagai negara demokrasi.
"Karena, pertama, publik memiliki hak untuk memberikan kritik kepada pejabat negara sekaligus mempertanyakan apakah ada konflik kepentingan yang dia lakukan," katanya.
BACA JUGA: IM57+ Kecam Penjemputan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti
Selain itu, menurutnya, apa yang dilakukan Haris Azhar dan Fatia merupakan hal yang wajar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News