KoDe Inisiatif Beber Kelemahan Pemilu Berbasis Blockchain

KoDe Inisiatif Beber Kelemahan Pemilu Berbasis Blockchain - GenPI.co
KoDe Inisiatif Beber Kelemahan Pemilu Berbasis Blockchain - Ilustrasi pemilu. Foto: ANTARA

GenPI.co - Peneliti KoDe Inisiatif Ihsan Maulana membeberkan sejumlah kelemahan pemilu berbasis blockchain.

Menurut Ihsan, meski bisa menghemat anggaran, pemilihan umum elektronik berbasis blockchain berpeluang memicu distrust skala besar.

Dia mengatakan penggunaan pemilu elektronik tanpa kajian matang dan regulasi kuat bisa memunculkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap hasil pemungutan suara.

BACA JUGA:  Populi Center: Elektabilitas Erick Thohir Rendah di Pemilu 2024

"Beberapa negara yang sudah menggunakan e-voting saja mulai meninggalkannya," ujar Ihsan kepada GenPI.co, Senin (6/6).

Lebih lanjut, Ihsan menilai banyak yang menganggap e-voting tidak efektif dan efisien.

BACA JUGA:  Jelang Pemilu 2024, Survei Populi Center Pertahankan Netral

Seian itu, menurut Ihsan, potensi efek buruknya bisa lebih luas.

"Penggunaan e-voting juga punya dasar hukum yang jelas pada UU Pemilu di Indonesia," tambahnya.

BACA JUGA:  Populi Center: 40% Warga Indonesia Tak Tahu Pemilu Serentak 2024

Ihsan mengatakan sangat terburu-buru jika berbicara e-voting untuk kepentingan Pemilu 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya