Akademisi Sebut Masa Kampanye 75 Hari Tidak Jadi Masalah

Akademisi Sebut Masa Kampanye 75 Hari Tidak Jadi Masalah - GenPI.co
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ahmad Sabiq menilai durasi masa kampanye Pemilu 2024 selama 75 hari tidak menjadi masalah. Foto: Jpnn/Ricardo

GenPI.co - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ahmad Sabiq menilai durasi masa kampanye Pemilu 2024 selama 75 hari tidak jadi masalah.

"Inti kampanye sebetulnya bukan masalah durasinya panjang atau pendek. Namun, tujuan dari kampanye itu bisa efektif serta dari sisi sumber daya bisa efisien, baik waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain," kata Sabiq di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (14/6/2022).

Menurut dia, efektivitas kampanye itu dilihat dari calon pemilih mendapatkan informasi mengenai peserta pemilu dengan baik.

BACA JUGA:  Wakil Ketua Komisi II DPR Ungkap Cara Efisiensi Dana Pemilu 2024

"Keefektifan kampanye pemilu terkait pada konten, media, dan cara penyampaian," ucapnya.

Ahmad mengatakan efektivitas kampanye dilihat melalui penyampaian secara kreatif, cerdas, dan beradab, bukan secara provokatif dan memecah belah bangsa.

BACA JUGA:  Ingin Jadi Pemantau Pemilu 2024? Begini Syaratnya

Para pemilih bisa mendapat informasi yang mencukupi tentang rekam jejak kandidat beserta ide-ide yang disampaikan, sehingga hal itu dapat menjadi pertimbangan calon pemilih dalam menentukan pilihan.

Selain itu, apabila partai-partai melakukan perekrutan dengan mempertimbangkan sisi kualitas, seperti memilih calon legislator yang mengakar, bereputasi, dan berprestasi di masyarakat, maka para peserta pemilu seharusnya tidak memerlukan durasi kampanye berkepanjangan.

BACA JUGA:  Soal Masa Kampanye Pemilu, Peneliti Singgung Pendidikan Politik

"Kalau kelamaan malah tidak efisien dan publik bisa menjadi bosan," tuturnya. (antara)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya