Gampar Desak KPK Tangkap Haji Isam Terkait Dugaan Kasus Suap Pajak

Gampar Desak KPK Tangkap Haji Isam Terkait Dugaan Kasus Suap Pajak - GenPI.co
Gerakan Muda Pemberantasan Korupsi (Gampar) mendesak KPK untuk menangkap Haji Isam. (foto: Dok Gampar)

GenPI.co - Para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Muda Pemberantasan Korupsi (Gampar) menggelar aksi demonstrasi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/10).

Aksi itu untuk mendorong KPK segera memeriksa dan menangkap Syamsuddin Andi Arsyad atau biasa dikenal Haji Isam yang namanya terseret dalam kasus suap pajak PT Jhonlin Baratama.

Dalam kasus ini, konsultan pajak PT Jhonlin Baratama, Agus Susetyo bahkan telah ditahan sebagai tersangka penyuap eks pejabat pajak Angin Prayitno Aji. Suap itu diberikan untuk menurunkan nilai pajak PT Jhonlin Baratama.

BACA JUGA:  KPK Kuak Alasan Blokir Rekening Istri Gubernur Papua Lukas Enembe, Tegas

"Kami memberikan dukungan dan sekaligus menuntut KPK agar segera memeriksa dan menangkap Haji Isam terduga Otak suap pajak PT Jhonlin Baratama," ujar Koordinator Aksi dari Gempar, Amri, dari rilis yang diterima GenPI.co, Jumat (7/10).

Amri mengatakan beberapa waktu lalu empat eks karyawan Jhonlin Baratama dipanggil KPK untuk dimintai keterangan dalam rangka pengembangan perkara.

BACA JUGA:  Istri dan Anak Lukas Enembe Mangkir Sebagai Saksi, KPK Nyatakan Tegas

Dalam persidangan kasus pajak tersebut, kata dia, nama Haji Isam, disebut meminta konsultan pajak Agus Susetyo, untuk mengkondisikan Surat Ketetapan Pajak (SKP) PT Jhonlin Baratama kepada tim pemeriksa pajak, Ditjen Pajak Kemenkeu.

Agus Susetyo, kata Amri, diduga telah menyuap oknum Pejabat Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp35 miliar.

BACA JUGA:  KPK dan BPK Dituntut Usut Dugaan Gratifikasi Suharso Monoarfa

"Dalam nalar sederhana tidak mungkin ada pengeluaran perusahaan sebesar sekitar Rp 35 miliar tanpa diketahui oleh owner-nya atau Haji Isam. Dalam salah satu tulisan yang dibikin Denny Indrayana hampir semua perusahaan di bawah PT Jhonlin Grup termasuk PT Jhonlin Baratama Beneficial Ownership (Peraih keuntungan akhir terbesar) nya adalah Haji Isam. Jadi sangat janggal soal kebijakan strategis pengeluaran uang besar tidak dia ketahui," jelas Amri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya