
Operasi narkoba di Laut China Selatan itu dilakukan ketika Teddy masih menjadi staf ahli manajemen kapolri. Ia menjabat staf ahli itu 26 April 2019 sampai 25 Agustus 2021.
Tahun 2019 itu, Oktober, Teddy mendapat info dari Linda: ada narkoba dalam jumlah 2 ton di Laut China Selatan. Mau dimasukkan ke Indonesia.
Teddy merasa info itu begitu seksi. Bisa dipakai menunjukkan prestasi besar. Agar kariernya yang tidak cemerlang bisa lebih mengilap.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Partai Komunis Tiongkok: Kado Muktamar
Maka Teddy minta izin atasannya untuk menangani penangkapan narkoba itu. Juga membentuk tim cukup besar. Menyewa kapal dan speedboat. Tentu yang punya kemampuan menjelajah Laut China Selatan.
Berhari-hari di Laut China Selatan Teddy belum bisa menangkap penyelundupan itu. Bekal pun habis. Balik ke Jakarta. Harus menyiapkan bekal baru. Tidak ada anggaran dari Polri.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Teddy Minahasa
Semua pakai biaya pribadi Teddy. Termasuk cari pinjaman. Setelah mendapat bekal tambahan, tim pemburu ini berangkat lagi ke Laut China Selatan. Gagal lagi. Dan gagal lagi.
Sekitar satu bulan Teddy dan timnya bolak-balik ke Laut China Selatan. Demi memupuk prestasi diri. Demi karier yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dalang Wayang: Siti Jenar
Gagal total. Babak belur. Teddy merasa ditipu Linda. Saya belum berhasil mencari tahu siapa Linda ini. Saya infokan ke Dur, agar bisa dibuatkan cerita bersambung mengenai Linda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News