Pengamat: Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Jadi Sinyal Kematian Demokrasi

Pengamat: Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Jadi Sinyal Kematian Demokrasi - GenPI.co
Pengamat: Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Jadi Sinyal Kematian Demokrasi - Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi. Foto: Biro Setpres

GenPI.co - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai wacana perpanjangan masa jabatan presiden merupakan sinyal kematian demokrasi di Indonesia.

Hal tersebut  dia ucapkan untuk menyoroti maraknya isu atau wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi 3 periode.

Seperti diketahui, sebelumnya Ketua DPD La Nyalla Mattalitti dan Ketua MPR Bambang Soesatyo diduga telah menyalahgunakan kekuasaannya setelah melontarkan wacana penundaan Pemilu 2024.

BACA JUGA:  Wacana Presiden 3 Periode Bergulir Lagi, Herzaky Demokrat Singgung Nafsu Kekuasaan

“Sebagai pejabat tinggi negara yang dipilih langsung oleh rakyat dua tokoh tersebut membawa narasi tidak etis,” ujar Arfiki kepada GenPI.co, Sabtu (17/12).

Dia juga mengaku terkejut setelah kedua tokoh yang merupakan perwakilan rakyat tersebut menggaungkan isu yang memperpanjang masa jabatan Jokowi.

BACA JUGA:  Paling Vokal dan Konsisten, Qodari Disebut Profesor Wacana 3 Periode

“Dua tokoh tersebut telah offside karena bahasa tersebut keluar dari pejabat tinggi negara,” kata Arifki.

Arifki menilai, kedua tokoh tersebut seharusnya lebih berhati-hati dengan narasi yang berlawanan dengan konstitusi.

BACA JUGA:  Bamsoet Dukung Jokowi 3 Periode, Herzaky Demokrat Singgung Pemufakatan Jahat

“Sebagai orang yang dipilih oleh rakyat di Pemilu 2019, terlihat Ketua DPD dan Ketua MPR lebih mementingkan elite dari pada menjalankan konstitusi yang marwah sedang ada ditangannya,” ucapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya