Catatan Dahlan Iskan soal Teroris: Gunung Poso

Catatan Dahlan Iskan soal Teroris: Gunung Poso - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Entah kenapa kaca-mata-malam-hari pasukan itu mati. Begitu gelap. Mereka harus terus merangsek dalam gelap. Ketika alat pengintai itu tiba-tiba berfungsi pasukan  bisa melihat lagi di kegelapan.

Kaget. Ternyata sudah terlalu dekat ke tenda yang diincar. Tapi momentum penyergapan belum tiba. Pasukan itu harus menunggu komando. Sambil harus mematikan diri di semak-semak.

Tak lama kemudian ia melihat ada anggota kombatan yang keluar tenda. Orang itu berjalan menuju arah pasukan yang mematikan diri. Pasukan itu pun terkena percikan air kencing. Dua kali.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sobekan Lead

Malam itulah penyergapan terakhir terhadap kelompok kombatan Poso. Tewas semua. Ternyata ada enam mayat. Berarti masih ada tiga lagi yang tersisa. Tinggal tiga. Lokasinya pun sudah diketahui. Sudah dikurung. Sudah diisolasi.

Farid dapat berita: masa tugasnya sebagai Danrem habis. Sudah dua tahun. Ia harus menerima tugas baru di Mabes TNI di Jakarta. Umumnya, bisa keluar dari Sulteng sangat disyukuri. Apalagi pindahnya ke Jakarta.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pemilu 2024: Tertutup Terbuka

Tapi Farid justru minta perpanjangan jabatan. Tiga bulan saja. Ia merasa tugasnya belum tuntas. Korem Sulteng disebut Korem Tadulako. Tugas harus tuntas secara gemilang.

Di samping soal operasi di Poso, masih ada operasi teritorial lain yang belum selesai. Farid lagi membangun mini hydro di Desa Rejeki, Palolo, sekitar 2 jam naik ke gunung arah Tenggara Palu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pangdam V Brawijaya: Master Letnan

Desa di situ belum tersentuh listrik. Tiga bulan berselang mini hydro itu sudah bisa menghasilkan listrik. Murah. Bisa untuk penduduk satu desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya