Penjahit Berani Lawan Gibran bin Jokowi: Sindiran Bagi yang Kuasa

Penjahit Berani Lawan Gibran bin Jokowi: Sindiran Bagi yang Kuasa - GenPI.co
Penjahit Berani Lawan Gibran bin Jokowi: Sindiran Bagi yang Kuasa (Foto: doc JPNN/GenPI.co)

"Saya kira (majunya pasangan penjahit-ketua RW) gejala sindiran bagi elite. Sindiran bagi yang punya jabatan. Sindiran bagi yang punya kuasa," ujar Ujang seperti dikutip dari JPNN.com, Kamis (10/9). 

Apalagi menurut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini bahwa di pilkada Solo hampir semua partai mengusung pasangan Gibran-Teguh.

BACA JUGARutin Makan Telur Asin Ternyata Khasiatnya Sangat Dahsyat!

Hal tersebut dinilai sangat tidak baik bagi perjalanan demokrasi, karena muncul kesan para penguasa memaksakan kehendak. 

"Jadi, kesannya itu, mereka dianggap memaksakan kehendak dengan mendorong keluarganya menjadi calon kepala daerah. Ini sindiran dari rakyat bawah," katanya.

Lebih lanjut direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, majunya pasangan penjahit-ketua RW lewat jalur independen, seperti memperlihatkan, bahwa ketika rakyat berkehendak, maka tidak ada yang bisa menghalangi, walau lewat jalur partai politik pintu sudah tertutup.

"Sekali lagi, saya menilai ini merupakan sindiran dari arus bawah, bahwa rakyat biasa juga bisa menjadi calon wali kota. Ini gejala perlawanan harus rakyat terhadap para peguasa dan elite," katanya. 

Di sisi lain, Ujang juga mengakui sah-sah saja jika kemudian muncul opini pasangan Bagyo-Suparjo hanyalah pasangan boneka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya