.webp)
“Pembiaran atas kerumunan yang diciptakan oleh massa pengagum MRS adalah bukti kegagapan Jokowi dalam kalkulasi politik yang menjebaknya,” kata Hendardi, Minggu (15/11).
Dia juga menyoroti politik akomodasi Jokowi, terutama sejak merangkul Prabowo Subianto, membiarkan eks Tim Mawar menduduki jabatan, dan obral Bintang Mahaputera ke sejumlah elite oposisi.
Menurut Hendardi, keputusan tersebut merupakan ijtihad politik yang keliru.
BACA JUGA: Bocoran Calon Kapolri: 2 Irjen Berpeluang Gantikan Idham Azis
Hendardi menjelaskan, orientasi politik akomodasi ialah terciptanya stabilitas politik dan keamanan.
“Akan tetapi, akomodasi pragmatis tanpa basis ideologi dan gagasan justru telah menyandera Jokowi dalam kalkulasi-kalkulasi politik pragmatis,” sambung Hendardi.
Jika tidak terjebak politik akomodasi, sambung Hendardi, Jokowi seharusnya memerintahkan Kapolri Idham Azis menindak kerumunan massa.
Selain itu, kata Hendardi, Jokowi juga harus menginstruksikan Kapolri mempertegas dan menindaklanjuti kasus yang menjerat Habib Rizieq.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News