Eksploitasi SARA dalam Berpolitik, Pengamat: Pikiran yang Sempit

Eksploitasi SARA dalam Berpolitik, Pengamat: Pikiran yang Sempit - GenPI.co
Pengamat politik Emrus Sihombing. Foto: JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - Eksploitasi suku, agama, dan ras dalam politik identitas masih menjadi isu panas dalam ranah politik Indonesia. Padahal cara tersebut bisa dibawa ke level yang lebih mulia.

Pengamat politik Emrus Sihombing menyebut, para aktor politisi Indonesia masih terjebak di zona politik pragmatis.

BACA JUGAPengamat Sarankan Dialog Kebangsaan untuk Dinginkan Situasi

Menurut Emrus, eksplorasi politik identitas tersebut tercermin dari diksi-diksi yang dipakai politisi saat mereka berkampanye.

Semua hal tersebut dilakukan oleh politisi hanya demi mendulang suara terbanyak pada pemilu atau pilkada.

“Artinya apa? Yang penting dapat mendulang suara, maka eksploitasi politik identitas yang sempit masih akan terus dilakukan,” ujar Emrus pada diskusi virtual "Mungkinkah Bisa Lepas Dari Politik Identitas?", Rabu (25/11). 

Padahal, pengajar magister ilmu komunikasi di UPH itu menilai politik identitas sebenarnya bisa dibawa ke level yang lebih mulia.

“Yang tidak boleh itu politik identitas yang sempit, eksklusif, dan strereotip. Seolah-olah kita memahami kepercayaan orang lain dan budaya orang lain padahal itu dari kacamata orang luar,” kata Emrus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya