“Ya memang opini pribadi, tapi kan Twitter itu ruang publik. Wajar kalau jadi banyak reaksi,” jelas Wahyu.
Oleh karena itu, pengajar di Universitas Nasional itu menyebutkan publik harus kritis menyikapi cuitan Said Didu.
“Ini agar kebenaran tidak dipegang dia semata,” tegasnya.
Sementara itu, Said Didu menyebut terjadi kesalahpahaman atas pengertian diksi “menggebuk” yang dia gunakan.
BACA JUGA: Polisi Garap Said Didu 9 Jam, Terkait Laporan Luhut Pandjaitan
Menurutnya, penggunaan tanda kutip dalam kata tersebut dimaksudkan untuk meluruskan maksudnya secara hukum.
“Atas kesalahan tersebut, jika ada pihak merasa tersinggung, saya mohon maaf,” tulis Said lewat akunnya, @msaid_didu, Rabu (23/12) malam.(*)
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News