Pengamat Top Bongkar Fenomena Buzzer Politik 

Pengamat Top Bongkar Fenomena Buzzer Politik  - GenPI.co
Buzzer politik Permadi Arya alias Abu Janda. FOTO: Antara

GenPI.co - Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun blak-blakan fenomena buzzer politik terkait kasus ujaran kebencian yang menjerat Permadi Arya atau Abu Janda. 

Ubeidilah kemudian menerangkan dengan perspektif sosiologi, fenomena buzzer itu disebut simulacra politik.

BACA JUGA: Mahfud MD Kaget, Namanya Terserat di Pusaran Kudeta Demokrat

"Fenomena ini merupakan sebuah peran untuk lakukan semacam konstruksi imajinasi publik melalui media sosial. Dia (Abu Janda) memiliki andil dari Simulacra Politik saat kontestasi pilpres 2019," kata Ubedilah kepada GenPI.co, Selasa (2/2).

Aktivis 98 itu mengatakan, Abu Janda mengaku menjadi Buzzer saat Pilpres 2019 dibayar setiap bulan dengan bayaran yang relatif besar, bahkan sempat terlibat kampanye di Hongkong.

"Fakta itu dilakukan masih menggunakan logika Buzzer, padahal kontestasi pilpres sudah lama selesai," ujarnya.

Artinya, kata Ubedilah, jika logika Buzzer masih digunakan itu maknanya ada persoalan dalam logika perannya di media sosisl. 

BACA JUGA: Mantan Politikus Demokrat Blak-blakan, Alkisah SBY dan Moeldoko

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya