GenPI.co 
"Menteri yang nggak populer, dengan tingkat popularitas program rendah, nggak dikenal dan dirasakan rakyat kehadirannya," kata Hendri Satrio, Rabu (17/2).
Menurutnya, selama ini menteri yang tidak populer aman dari ancaman reshuffle sedangkan menteri yang sering tampil banyak memiliki kasus.
Namun demikian, menteri yang tidak populer dicurigai kecil kontribusinya terhadap negara.
"Selama ini menteri yang nggak populer cenderung aman dari kritikan padahal patut kita curigai menteri yang nggak populer itu nggak ada kerjanya, kecil kontribusinya," bebernya.
Meski begitu, Hendri menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi siapa saja yang paling pas untuk diganti.
"Jadi kalau mau reshuffle, ya, Pak Jokowi terserah yang ingin dia perbaiki setelah pandemi dengan cepat apa? Pendidikan atau telekomunikasi? Atau perhubungan atau ekonomi? Silakan diperbaiki," ungkapnya.
Menurut Hendri, bahwa waktu kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini sangat sempit, sehingga dia perlu memikirkan siapa saja yang cocok untuk menjabat sebagai pembantunya.
Pasalnya, tujuan politiknya adalah untuk membantu memberikan legacy di akhir kepemimpinannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
