GenPI.co 
Anggota Komisi I DPR ini pun menilai Megawati tengah mengunakan bahasa sufi, dan kader PDIP pasti memahami apa yang disampaikan itu.
"Figur yang melekat sebangun dengan partai itu sendiri, dari PNI, muncul Partai Nasional, menjadi PDI, lalu ada reinkarnasi baru lagi PDI Perjuangan yang an sich dengan figur PDIP," jelas Effendi Simbolon.
Effendi Simbolon membeberkan, Megawati juga menjalani kaderisasi dengan menjadi ketua cabang di Cempaka Putih.
Jadi, proses kelahiran PDIP sampai saat ini sangat panjang, dan regenerasi yang dimaksud Megawati sudah terjadi, terbukti saat seorang Joko Widodo (Jokowi) dicalonkan dan terpilih menjadi Presiden hingga hari ini.
""Statement beliau betul adanya, di kami dan salah satu Pak Jokowi, Mas Ganjar bahkan sudah muncul generasi adiknya Hendri Satrio (analis politik KedaiKOPI), adiknya Mas Kamrussamad (politikus Gerindra), Mas Indra (politikus PKS), Mas Gibran (Wali Kota Solo)," pungkas politikus top ini.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta Ujang Komarudin blak-blakan meminta Megawati Soekarnoputri sudah selayaknya memberikan tongkat ketum PDIP kepada dua anaknya, Puan Maharani atau Prananda Prabowo.
Ujang mengatakan, kedua nama anak Megawati itu lebih pantas ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Kepala BIN Budi Gunawan (BG).
"Pilihannya antara Prananda dan Puan Maharani," tegas Ujang Komarudin dalam keterangannya, Rabu (17/3).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
