GenPI.co 
"Moeldoko tampaknya sengaja mencoba memanfaatkan isu TMII ini sebagai panggung untuk menunjukkan eksistensi dan kesan publik bahwa dirinya masih aman di Istana Presiden," tegas Khoirul Umam, Sabtu (10/4).
Khoirul Umam menganggap, selama ini Moeldoko termasuk cukup jarang melakukan jumpa pers khusus terkait isu, tupoksi, dan pekerjaan sebagai KSP.
Sehingga apa yang disampaikan Moeldoko tentang TMII tak ubahnya unjuk kekuatan (show of force) politiknya setelah lebih dari sebulan menghilang dari permukaan media.
"Seolah ia ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja di Istana Presiden, meskipun KemenkumHAM sebelumnya menolak pengesahan KLB PD hasil manuver politiknya," jelas Khoirul Umam.
Namun, kondisi itu justru memunculkan pertanyaan publik kepada Istana Presiden.
Apakah benar Jokowi membiarkan begitu saja dan tidak memberi sanksi atas manuver Moeldoko terhadap Partai Demokrat.
Atau Jokowi bermain aman dengan tetap mengakui legalitas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tapi juga tetap memberikan keleluasaan bagi Moeldoko untuk tetap menjalankan Tupoksi sebagai Kepala KSP.
"Praktis hingga saat ini, sikap Istana masih kabur. Jika yang dipilih adalah skema pembiaran, maka sebenarnya itu tidak baik untuk pendidikan demokrasi," ungkapnya.
Namun, jika memang tidak ada ketegasan sikap dari Istana Presiden, maka sebaiknya AHY perlu terus waspada.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
