Refly juga mengatakan bahwa pemerintah perlu waktu untuk bisa memulihkan ekonomi yang ambrol pascapandemi.
"Jadi tidak perlu juga Presiden Jokowi berambisi dicatat sebagai orang yang memindahkan Ibu Kota secara de facto. Secara de jure sebentar lagi mungkin akan tercapai dengan persetujuan DPR, tetapi secara de facto 2024 Ibu Kota pindah," katanya.
Refly juga mengatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang sangat sibuk.
Sebab, 3 tahun yang akan datang akan diselenggarakan Pemilu serentak, yang mencakup legislatif DPR, DPRD, dan DPD, Pemilihan Presiden atau Pilpres, serta Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
"Bisa dibayangkan, kalau energi kemudian sibuk dengan perpindahan Ibu Kota. Bagaimana kalau pindahnya sebagian? Ya kalau pindahnya sebagian, sekalian saja tidak perlu dipaksakan untuk pindah 2024," ujar Refly Harun.(*)
BACA JUGA: Bila Saja SBY Begini, Ketum Demokrat AHY Bakal jadi Bulan-bulanan
Video populer saat ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News