
Indonesia berang. Kebencian warga terhadap masyarakat Malaysia pun tertanam, demikian uraian buku 'Indonesian Communism Under Soekarno' yang ditulis oleh Rex Mortimer, penulis berkebangsaan Australia pada 1974. Dalam buku tersebut diceritakan, ketika itu Ibu Kota DKI Jakarta dan kota lainnya seperti Surabaya hingga Medan bergejolak.
Tepat 25 September 1963, demo besar-besaran di Indonesia balik menyerbu kedutaan Inggris dan Malaya (nama lain Malaysia) di Jakarta. Dampak dari unjuk rasa ini luar biasa. Sehari setelah aksi massa tersebut, Malaysia mmutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Demi melihat Garuda dan Merah Putih dilecehkan, Bung Karno tak terima. Hingga akhirnya menyerukan kepada seluruh bangsa Indonesia agar tak perlu bertekuk lutut dengan Negeri Jiran. "Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu itu juga biasa. Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Peluru kita Banyak, Nyawa Kita Banyak, Ganyang Malaysia!" demikian titah Ir Soekarno pada bangsa ini di pidatonya 3 Mei 1964.
Magisnya roh Bung Karno bisa jadi membawa asa bagi pertandingan Indonesia vs Malaysia hari ini. Meski demikian, jagalah martabat bangsa dengan tidak memprovokasi berbagai pihak agar pertandingan aman dan lancar. Selamat berlaga Tim Garuda, jangan kasih kendor Malaya!
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News