
“Varian menu makanan dan minuman yang kami tawarkan cukup beragam, mulai dari appetizer sampai main course, sementara minumannya terdiri dari kopi dan nonkopi,” tuturnya.
Yunia mengaku bahwa dia dan tim masih sangat asing dengan bisnis food and beverages (F&B).
Menurut Yunia, timnya semula belum banyak tahu, terkait bagaimana cara dan pembagian kerja karyawan, hingga budaya di dunia FnB.
BACA JUGA: Guru Jadi Juragan Anggrek, Pelanggan Ika Emak-emak Bank dan Hotel
“Ini membuat kami mau tak mau ikut belajar. Rasanya memang pusing dan melelahkan, karena sebelum grand opening, kami harus brainstorming setiap hari. Namun, ini pengalaman yang menyenangkan,” paparnya.
Semua kerja keras Yunia dan tim nampaknya terbayar, karena saat ini omzet kasar bulanan bisnis mereka mencapai sekitar Rp 200 juta.
BACA JUGA: Heru Sang Sarjana Usaha di Yogya, Produk Diborong Pebisnis Arab
Lebih lanjut, perempuan 22 tahun itu mengatakan bahwa pebisnis harus bisa melatih kepekaan untuk membaca peluang bisnis di sekitar.
Selain itu, pebisnis juga harus bisa membagi waktu dengan baik dan bijak antara kehidupan pribadi dengan dunia bisnis.
BACA JUGA: Dari Iseng Jadi Sumber Cuan, Fesyen Andrina Tembus Toko Bergengsi
“Kamu bisa pilih teman diskusi yang tepat serta berkomitmen dan yakin dengan apa yang kamu jalani,” kata pengusaha muda ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News