
Saat reseptor di otak berikatan dengan nikotin, terjadi pelepasan dopamin.
Dopamin memberikan rasa nyaman, sehingga membuat perokok merasa lebih konsentrasi, mood membaik, dan lainnya.
Masalahnya ialah saat zat dopamin sudah berkurang, rasa nyaman tersebut juga perlahan hilang.
BACA JUGA: Ada Adegan Merokok di Dear Stranger, Rey Bong Izin Mama Dulu
Saat rasa nyaman hilang, timbul keinginan untuk merokok kembali agar bisa mendapatkan rasa nyaman tersebut.
Dari situ, orang jadi kembali merokok terus-menerus untuk mendapatkan rasa nyaman dari zat dopamin itu.
BACA JUGA: Untuk Perokok, Snowplus Punya Solusi Nikmat Pengganti Tembakau
Perokok reguler memicu peningkatan jumlah reseptor sebanyak 300 persen.
Artinya, dengan merokok terus menerus, reseptor makin banyak dan kebutuhan nikotin juga makin meningkat.
BACA JUGA: Remaja Merokok Ternyata Akibat Faktor Genetik, Ini Penjelasannya
Sehingga hal tersebut bisa membuat yang tadinya hanya merokok satu atau dua batang, lama-kelamaan jadi menambah hingga sebungkus atau dua bungkus. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News