Perusahaan Anda hanya bisa mengetahui jumlah persediaan produk atau barang di akhir periode yang disebut juga jumlah persediaan produk atau barang terakhir dengan melakukan penghitungan fisik atau stok opname pada jumlah persediaan produk atau barang terakhir.
Produk atau barang-barang yang sesuai untuk diterapkan menggunakan metode pencatatan periodik seperti ini adalah produk atau barang-barang dengan nilai jual yang relatif lebih murah dan penjualannya pun cukup sering dilakukan.
Pada metode pencatatan periodik seperti ini, penyesuaian akhir periode bisa Anda lakukan dengan menutup persediaan produk atau barang awal. Kemudian mencatat persediaan produk atau barang akhir yang telah dilakukan penghitungan fisik sebelumnya.
BACA JUGA: Samsung Galaxy M13, Harga Rp 2,6 Juta, Spesifikasi Oke Juga
Untuk menentukan saldo akhir pada metode pencatatan periodik ini bisa perusahaan Anda lakukan dengan penghitungan yaitu menggunakan penghitungan nilai fisik persediaan barang atau stock opname yang dikalikan dengan harga pokok penjualan pada satuan produk atau barang.
Harga pokok penjualan bisa perusahaan Anda peroleh dari data persediaan produk atau barang awal dan data persediaan barang akhir.
BACA JUGA: Apple Pesan Jutaan Panel OLED Samsung untuk iPhone 14
Kelebihan Sistem Periodik
Kelebihan metode periodik ini bisa lebih menghemat waktu dan tenaga. Alasannya karena sistem pencatatan persediaan produk atau barang dalam metode periodik ini hanya dilakukan secara periodik saja yang biasanya terjadi pada periode akhir.
Itulah penjelasan terkait pengertian, manfaat, strategi, dan perbedaan metode pencatatan akuntansi persediaan barang antara metode perpetual dengan metode periodik.
BACA JUGA: Samsung Hadirkan Galaxy F13 di India, Begini Spesifikasinya
Jadi, kedua metode tersebut bisa diterapkan sesuai dengan jenis dan kondisi perusahaan Anda masing-masing agar sistem pencatatan persediaan barang dalam setiap perusahaan Anda berjalan dengan maksimal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News